About Us

JEJAK POTENSI

Pertanyaan Besar : Apakah Negeri ini Masih Butuh Kelompok Pecinta Alam?

Saya yakin, jawabannya akan terbelah dua.
Satu kutub mengatakan iya, sedang untuk sisanya pasti kontra.

Jejak Potensi - Argumen paling logis yang mendasari sang jawaban adalah aspek manfaat. So, pertanyaannya semakin dalam : Apakah, keberadaan kelompok pecinta alam membawa manfaat bagi negeri ini atau tidak?

Jika bermanfaat, dijamin eksistensinya. Jika tidak, silahkan balik kanan dan bubar jalan.

Manfaat menjadi aspek paling krusial. Apalagi jika hal ini dibawa ke masyarakat umum, yang paham, setengah awam dan sema sekali tak ada urusan.

Yang paham, segera akan menunjukan aspek manfaat ini pada kejadian berskala besar. Setiap bencana tiba, maka kelompok pecinta alam selalu di garda terdepan. Mulai dari mitigasi, rescue sampai evakuasi korban. Mulai dari model tsunami dan gempa, atau sekelas jatuhnya pesawat model Sukhoi di Gunung Salak tempo hari.

Yang setengah awam, baru ngeuh saat bencana datang. Seraya memunguti kepingan bangkai manusia, bergumam, “Oh, itu anak anak pecinta alam ya?”.

Yang tak ada urusan, setiap bencana paling hanya ikut berkata, “Saya ikut prihatin. Peduli setan siapa pun yang terjun ke lokasi musibah. Tak ada pengetahuan apalagi urusan.”

Mari kita petakan ke masyarakat kita. Berapa persen yang paham, semi awam dan tak ada urusan.

Saya yakin, yang paham menempati ranking terendah, alias segelintir kecil saja. Yaitu mereka yang pernah merasakan secara langsung, dan mempunyai pengalaman nyata tentang berkegiatan di alam terbuka.

Kelompok kedua adalah yang semi awam. Mereka hanya tahu secara selentingan, baca dikoran, atau nonton film adventure. Bisa juga penggemar kisah-kisah adventuretainment di TV nasional. Yang juru lakonnya montok, bahenol, dengan wajah Indo di atas rata-rata.

Yang terbesar, justru kelompok yang tak ada urusan. Tidak mau tahu persoalan, menyelesaikan masalah cukup dengan kata, “Aduh kasihan”.  

Adakah yang lebih mengerikan? Tarik aspek ini ke lembaga pemerintahan, di mana jabatan, regulasi dan sistem kekuasaan dijalankan.

Mari kita kumpulkan dari Presiden, menteri sampai pejabat tingkat eselon terendah, plus para pejabat di daerah. Kemudian tambahkan para wakil rakyat di DPRD maupun DPR pusat. Lalu kembali kita petakan, antara paham, setengah awam dan peduli setan tak ada urusan.

Tergambar petanya?

Bagaimana para pemimpin negara ini memahami manfaat keseluruhan.

Pemimpin negeri, mestinya adalah seorang achiever. Seorang yang berkarakter yang berjiwa pioneer dan achievement oriented. Yang dengan kecerdasan dan kebijakannya, sanggup membuat solusi yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Saya sebut saja, layaknya Habibie. Menjadi wakil presiden direktur pabrik pesawat terbang. Di negerinya para orang pintar, sekelas Jerman. Dia naik karena memang berprestasi. Karena kecerdasanya memang diakui. Sekali lagi karena jiwa pioneering-nya!

Di negeri ini? Seorang naik lebih sering bukan karena prestasinya. Bukan karena achievement. Namun karena adanya afiliation, alias kedekatan, kekerabatan, kedinastian, perkawanan, plus bumbu pemanis upeti tentunya.

Penunjukan dengan cara influence, alias kekuatan pengaruh. Baik pribadi maupun back up kelompok masa di belakangnya. Yang konon sudah mengakar secara sah pada konstitusi, sebut saja partai politik. Atau cuma segerombolan massa, yang memberi label pada dirinya sendiri.

Pemimpin yang berorientasi pada pencapaian (achievement oriented), menjadi barang langka. Jika pun ada, dicap anti mainstream. Kemudian terkucilkan dari sistem.

Sementara yang naik pentas ke panggung-panggung kekuasan, adalah mereka yang punya kedekatan pada pihak yang berpengaruh (affiliation dan influence).

Hasilnya? Jadi bikin geli!

Baru sebulan terpilih, seorang bupati ditangkap gara gara pesta sabu dan ekstasi. Sekumpulan politisi masuk bui, gara gara nerima sogokan dari calon gubenur BI. Seorang menpora yang setengah mati ingin membubarkan PSSI.

Tokoh indpenden dipersulit karena takut menyaingi calon politisi dari partai sendiri. Para tokoh anti korupsi, satu demi satu masuk bui karena dikriminalisasi. Dasar falsafah negara, dikatakan bebek nungging, kata seorang selebriti

Jadi wajar pula, bila dedemit kunti ketawanya semakin nyaring, “Hii..hiii hiiiii” . Sementara kening semakin berkerut karena nyaris frustasi

Frustasi?

Jauh-jauh hari, seorang ahli psikososial kenamaan David Mc Leland menyatakan, “Untuk negara yang tengah berkembang secara ekonomi, maka dibutuhkan 2 syarat pokok, yaitu adanya sekelompok masyarakat yang achievement oriented dan tumbuhnya ke wirausahaan”.

Kedua syarat tadi, basisnya hanya satu, yaitu adanya jiwa pioneer!

Achievement oriented, jiwa pioneer, hanya laku dijual pada acara acara TV model Kick Andy, Sarah Sechan, Hitam Putih dan sejenisnya.

Pewawancara, narasumber, dan sejumlah penoton di studio. Semua berdecak kagum diselingi tepuh tangan, atas usaha dan capaian jerih payahnya.

Wajah-wajah yang sederhana, apa adanya dan enggan untuk mempublikasikan diri, berhasil karena dukungan orang lain dan lain-lain. Sebuah pesona yang unik, menyertakan aura alamiah.

Namun, berbeda dengan acara debat para politikus, atau calon pemimpin. Yang naik karena kedekatan dan pengaruh.

Muka dipasang garang, urat leher kencang, eloe mesti tau siape gue, eloe semua mesti biang keliru, sementara gue bak anak dewa.

Padahal semua juga tahu, itu cuma akting. Sebab ketika kepentingan sudah sama : biar anak jin, kalau perlu dikawinin.

Pecinta alam berbasis pada tujuan pioneering. Sebuah pendekatan achievement alias pencapaian dan jam terbang. Jika pun di dalamnya ada pengaruh, persahabatan, kekeluargaan, keakaraban, semata karena silaturrahim. Alias berkumpul untuk saling memberi dan berbagi, dengan dasar rahman dan rahim.

Sebuah konsep kesadaran dan pendekatan yang tak laku dikalangan para birokrat, yang masih mendewakan afiliasi dan influence. Bahkan jangan-jangan azas pioneering alias menjadi pembeda, sudah dicap anti mainstream, sehingga pintu kriminalisasi dengan mudah dibukakan.

Jadi, dari sisi mana pun, masyarakat yang sudah peduli setan, birokrat yang sibuk berafiliasi demi kepentingan kelompok, para pendidik yang menjual dagangan safety player. Bunyi koornya sama : Manfaat pecinta alam nihil belaka. Titik.

Tak ada orang tua yang suka anaknya dididik untuk berjiwa pioneer — generasi penerusnya untuk berkarakter militan. Karena jika ingin naik ke atas, modalnya cukup hanya lidah yang panjang untuk menjilat. Suara merdu untuk merayu, dan tentu dompet yang tebal untuk bagi-bagi upeti.

Sementara pioneering, hanya perbuatan sia-sia dan buang-buang tenaga.

Padahal, konon sejumlah pejabat mantan pecinta alam. Konon ada menteri mantan pecinta alam. Konon gubernur mantan pecinta alam. Konon bupati mantan pecinta alam. Tapi, seperti tak berbekas apa-apa. Seperti masuk ke dalam kerangkeng, seraya terbelenggu oleh arus kepentingan.

Lalu grup pecinta alam, kelompok Mapala, klub Sispala, diam-diam layu dan mati. Regenerasi tak lagi berjalan sebagaimana mesti. Para orang tua, para rektor, kasak kusuk berbisik-bisik pada anak dan mahasiwa, “Ssst, masuk pecinta alam, elu hanya cari mati”.

Kemarin, sebuah organisasi pecinta alam di Bandung mengeluh, karena siswa hanya tinggal 1 orang, sebab ortunya tidak menyetujui.

Minggu sebelumnya, bulan sebelumnya, tahun sebelumnya, dari sekian siswa tinggal segelintir kecil saja yang mampu bertahan sampai usai gunung hutan.

Jika demikian adanya, maka yakinlah, bahwa :

Mentari yang akan muncul dan terbit esok hari

akan berwarna pucat lesu 

Karena :

Gairah kepeloporan di negeri ini sudah tertikam mati

Semangat tuk mandiri sudah perlahan berganti

Menjadi pembebek budaya dari lain negeri

Kecuali bagi kita,

Yang konsisten di jalan para manusia sejati

Yang tak berharap puja dan puji

Kecuali manfaat bagi negeri

dan bangsa ini.

Viva PA Indonesia!

Yat Lessie.



Oleh : Yayat Hidayat -

Jana Buana

Editor: Kukuh Dwi Hariadi 


Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Open Donasi Buku

Open Donasi Buku
"Donasi Koleksi Terbaik Membantu Menyiapkan Generasi Terbaik"

Info

Info

Informasi Pemasangan Iklan

Informasi Pemasangan Iklan
Klik disini!! Pasang Baner Atau Pamflet mu disini, Jangkau lebih luas pasarmu.

JASA SABLON DTF

JASA SABLON DTF
Beli Kaos Sablon & desain terbaru dengan harga murah 2023 (Bisa Kastom Desain Sesuka Hati)

NUTRIFLAKES

NUTRIFLAKES
Sereal Umbi Garut Ekstrak Daun Kelor AMPUH ATASI MAAG, GERD, DAN ASAM LAMBUNG TANPA EFEK SAMPING

Gerakan Pangan Murah Bojonegoro

Gerakan Pangan Murah Bojonegoro
‼️ SAVE ‼️ Pemkab Bojonegoro menggelar Gerakan Pangan Murah di sejumlah wilayah Bojonegoro. Catat tanggalnya dan pastikan jadwalnya. Antrilah dengan tertib dan rapi serta jaga kondusifitas di lokasi 😊 •••Beri tau ibumu dan sebarkan di grup WhatsApp keluarga sampai RT/RW 😉

Donasi Potensi

Uang jajan buat pengembangan Jejak Potensi