Apa penyebab disentri?
Disentri paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella (disentri basiler) atau Entamoeba hystolitica (disentri amoeba). Namun bisa juga disebabkan oleh bakteri Echerichia coli, Salmonella, Clostridium difficile, dan Campylobacter jejuni.
Faktor risiko utama penyakit ini adalah kebersihan dan sanitasi yang buruk. Selain itu juga bisa akibat makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Beberapa perbedaan Diare dengan Disentri antara lain sebagai berikut:
1. Daerah yang Terinfeksi
Perbedaan pertama antara disentri dan diare terletak pada daerah yang terinfeksi. Diare adalah penyakit yang menyerang usus halus, sedangkan disentri mengganggu usus besar. Infeksi ini akan menimbulkan diare atau mengalami buang air besar yang teksturnya berair. Disentri yang menyerang usus besar tidak akan menyebabkan buang air besar yang memiliki banyak air karena usus besar memiliki konstituen cairan yang lebih rendah dibanding dengan usus halus.
2. Gejala yang Dirasakan
Perbedaan selanjutnya adalah pada gejala yang dirasakan. Jika pada diare pengidap akan menemukan gejala feses berair dan mungkin akan disertai kram atau bisa juga tidak disertai kram, pada disentri buang air besar akan disertai lendir dan darah. Selain itu gejala disentri biasanya juga diikuti dengan rasa nyeri dan kram pada perut bagian bawah.
3. Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Infeksi yang disebabkan oleh diare biasanya tidak akan menyebabkan kematian pada sel, namun hanya melepaskan beberapa racun agen yang menginfeksi. Banyak obat penanganan diare yang tidak dapat membasmi racun yang tertinggal, mereka hanya akan membunuh organisme dalam usus. Komplikasi paling berbahaya pada diare adalah dehidrasi.
Sementara pada kasus disentri, sel-sel yang pada epitel atas akan diserang dan dihancurkan oleh patogen atau penyebab penyakit. Serangan ini juga bisa menyebabkan ulserasi (luka terbuka yang mungkin sulit untuk sembuh) pada bagian usus besar. Selain itu infeksi yang disebabkan oleh patogen juga dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Salah satunya yaitu meningkatnya bakteremia (kondisi di mana terdapat bakteri dalam aliran darah) di tempat berbeda di dalam tubuh.
Lalu, Berapa lama waktu penyembuhan dari disentri?
Secara umum, disentri biasanya membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari hingga benar-benar sembuh. Sementara gejalanya biasanya akan mulai muncul sekitar 1 hingga 2 hari setelah terinfeksi bakteri. Pada kasus yang terjadi pada anak, diare yang menjadi salah satu gejala utama penyakit ini akan menjadi sangat serius dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Dalam situasi ekstrem, dokter dapat menyarankan untuk mendapatkan infus untuk mengisi kembali cairan dan menghindari dehidrasi.
Satu-satunya cara untuk mencegah disentri amoeba adalah dengan menjamin makanan atau cairan yang kamu konsumsi bersih dan tersaji dengan benar.
- Sebaiknya, hindari mengonsumsi es batu karena berasal dari air yang tidak murni.
- Selain itu, kamu harus selalu mencuci tangan dengan benar karena amuba dapat bertahan lama di luar tubuh.
- Minumlah air yang disertifikasi berasal dari sumber yang bersih dan jelas, seperti air kemasan.
- Bersihkan bagian atas botol yang akan bersentuhan dengan bibir sebelum diminum.
- Konsumsi makanan yang dimasak dengan benar untuk mencegah parasit menempel.
Dengan melakukan berbagai cara tersebut, kamu bisa terhindar dari disentri amoeba maupun gangguan pencernaan lainnya.
Jaga pola kebersihan diri maupun lingkungan sekitar agar terbebas dari kuman-kuman penyakit.
Itulah penjelasan tentang gejala disentri beserta pengobatan dan pencegahannya.
Posting Komentar
Posting Komentar