About Us

Sosok Pengukir Sejarah, Terbentuknya PMII Cabang Bojonegoro

KH. Ahmad Irsyadul Ibad Zarahim _ Pendiri PMII Cabang Bojonegoro

 Selayang Pandang, Sejarah PMII Cabang Bojonegoro 

Hadirnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hampir sama dengan organisasi ektra kampus lain. Kemunculannya dilatarbelakangi atas respon dan menjawab berbagai persoalan. Ada kebuntuan struktural, kultural dan konstitusional lembaga-lembaga politik, sosial, budaya dan hukum yang telah ada.

Organaisasi PMII merupakan salah satu elemen yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. Sama dengan lainnya, PMII, juga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dan lainnya yang lahir dari rahim besar, bernama Nahdlatul Ulama (NU).

Organisasi kemahasiswaan ini berdiri pada tanggal 17 April 1960 Masehi bertepatan pada tanggal 21 syawal 1379 Hijriah dan diproklamasikan di Balai Pemuda Surabaya dengan Ketua Umum H. Mahbub Junaidi. Idiologi PMII terangkum dalam rumusan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang merupakan proses perubahan wujud keislaman dan keindonesiaan. Esensi NDP PMII yaitu nilai ketauhidan, pola hubungan dengan Tuhan (habluminallah) dan hubungan antar-sesama manusia (Habluminannas) serta hubungan dengan semesta alam lainnya (Habluminal Alam). Tentu dengan kerangka pemahaman Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta sebagai penggerak kegiatan PMII. Disini posisi aswaja sebagai manhajul al-fikr (metodologi berfikir).

Lahirnya PMII Cabang Bojonegoro sendiri, didirikan oleh KH. Ahmad Irsyadul Ibad Zarahim. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Aswaja Wonokerto Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, sewaktu menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah IAIN Bojonegoro. Pendirian PMII sendiri terinspirasi dari guru yang sangat diidolakan yang juga alumni PMII saat menuntut ilmu di Madrasah Aliyah (MA) Assadah Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Beliau adalah As’ad Thoha yang pernah menjadi Ketua Komisariat PMII IAIN Sunan Ampel Surabaya. Selain itu juga bersahabat dengan Effendi Choirie dari Bulangan Dukun Gresik yang juga aktifis PMII cabang DKI Jakarta. Semasa mengikuti Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek) dan penatapan P4 kegiatan wajib sebagai mahasiswa baru. Irsyadul Ibad muda selalu kritis dalam memandang persoalan-persoalan yang ada.

Irsyadul berfikir keras saat di rumah kos bagaimana bisa mendirikan PMII. Akhirnya ia berangkat ke Surabaya mencari Sekretariat PMII yang ada di Ibukota Jawa Timur tersebut, Selanjutnya masuk kampus IAIN Sunan Ampel dan mendapatkan informasi dari salah satu mahasiswa mengenai Sekretariat Komisariat PMII IAIN Sunan Ampel Surabaya. Disana dirinya bertemu dengan Romadhon Sukardi. Dalam pembicaraan, ditekankan jika ingin mendirikan PMII harus menjadi anggota terlebih dahulu yaitu mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA). Selain itu, harus ada dukungan minimal 50 mahasiswa.

Kemudian di pertemukan dengan Panitia MAPABA yang bernama Happy Ikmal. Sepulang dari Surabaya, Irsyadul Ibad muda kemudian mengajak sahabat-sahabat kuliahnya untuk ikut serta, namun sangat kesulitan lantaran belum ada yang mengenal PMII. Akan tetapi ada dua sahabat yang sudah dikenal saat di MA Assadah yakni Basori Chotim dan Salamun dengan respon siap untuk mengikuti MAPABA yang akhirnya berangkatlah 9 orang yaitu,

Ahmad Irsyadul Ibad Zarahim (Wonokerto Dukun Gresik) sekarang pengasuh Ponpes Bumi Aswaja Gresik

Basori Chotim (Mentaras Dukun Gresik)

Salamun (Pasinan Baureno Bojonegoro)

Bisri Mustofa (Cepu Blora)

Mudhohir Muhtar (Kedung Primpen Kanor Bojonegoro) sekarang ASN Pemkab Bojonegoro

Anis Nur Nadliroh (Cepu Blora)

Sarmini (Ngroto Cepu Blora)

Indah Triwahyuni (Walikukun Ngawi)

Ulfaridah (Walikukun Ngawi)

Sepulang dari MAPABA Irsyadul Ibad muda berfikir keras bagaimana caranya bisa mendirikan PMII. Padahal ketika itu hanya anak kosan dan tidak memiliki rumah kontrakan. Jelas, jika mendirikan PMII harus memeiliki sekretariat. Sehingga mencari kenalan di Bojonegoro dan berkenalan dengan aktifis GP Ansor Bojonegoro Wasis Hasyim. Setelah terlibat komunikasi, keduanya berlangsung akrab dan sepakat mencari kontrakan bersama untuk digunakan sebagai sekretariat. Padahal saat itu PMII belum berdiri,

Selanjutnya bersama Basori Chotim, Mudhohir dan sahabat lainnya yang ikut serta urunan untuk mengontrak rumah yang dijadikan sekretariat setiap hari melakukan diskusi tentang kampus dan organisasi, maka pada 25 Desember 1985 selaku inisiator Irsyadul Ibad muda membuat draf susunan kepengurusan PMII Cabang Bojonegoro bersama Basori Chotim. sempat mandek lantaran disibukkan dengan kegiatan kuliah, namun semangat mendirikan PMII masih menggebu-gebu. Akhirnya Irsyadul Ibad kembali mencari dukungan dan mohon do’a restu baik dari Pengurus Koordinator Cabang Jawa Timur serta para tokoh NU di Bojonegoro.

Kali ini, agar berdirinya PMII Cabang Bojonegoro diakui maka Irsyadul Ibad mengundang mahasiswa IAIN Bojonegoro sebanyak 104 orang. Baik yang sudah MAPABA atau belum untuk datang ke kontrakan. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dan dilanjutkan pemilihan ketua dengan disaksikan aktifis PMII dari IAIN Wali Songo Semarang. Dalam pemilihan Fathurrozi mendapatkan 4 suara dan selebihnya memilih Irsyadul Ibad. Hal ini menambah semangat untuk terus bergerak dan terbentuklah Cabang PMII Bojonegoro tanpa adanya deklarasi atau sejenisnya, yang dimotori oleh Irsyadul Ibad.

Selanjutnya, dilakukan pengajukan draf kepengurusan ke PB PMII di Jakarta, sekaligus dilakukan pelantikan oleh Ketua PB PMII pada saat itu Surya Darma Ali (Mantan Menteri Agama RI) bersama Wakil Sekretaris Jendral Arifin Junaidi (Ketua PP Ma’arif NU sekarang) pada bulan Mei 1986.

Sesuai surat keputusan resmi dari PB PMII tertanggal 29 April 1986, Ketua Umum Isyadul Ibad dan Sekretaris Umum Anis Nur Nadhiroh. “Jangan sampai sejarah ini di belokkan atau ada yang mengaku-ngaku sebagai pendiri. Saat pelantikan dulu Abah saya mengirimkan satu karung beras demi suksesnya acara,” pungkas KH Irsyadul Ibad Zarahim melalui sambungan telepon pada Sabtu, 17-4-2021.

Di era sekarang, PMII yang sudah berusia 61 tahun bukanlah waktu yang singkat. Namun merupakan sejarah panjang bagi sebuah organisasi ektra kampus. Problem dan tantangan tidak hanya datang dari luar melainkan dari internal tubuh PMII yang masih banyak untuk dibenahi. Mulai dari cara pandang, cara berpijak hingga arah gerakan menjadi tantangan yang sebenarnya. Sehingga tugas berat yang harus dilakukan oleh para kader adalah menciptakan perumusan baru dalam sistem kaderisasi. Tentu nantinya menjadi bahan gerakan organisasi parlemen-ekstra kampus kedepannya.

Ke depannya, para kader pergerakan harus menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) yang semakin canggih. Yang mana arus informasi yang semakin tidak terbendung, baik pada tataran ekonomi, sosial dan politik tidak lepas dari implikasi perubahan zaman. Yaitu harus dapat beradaptasi dengan dunia global, perubahan budaya hingga idiologi baru yang dapat mengancam prinsip kedaulatan dalam berbangsa dan bernegara. Harapannya mahasiswa yang tergabung dalam wadah pergerakan dihadapkan dengan tantangan untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Di antaranya dengan menguasai IPTEK.

Sebagai kader PMII harus mampu mengimplementasikan ide dan gagasannya melalui karya serta menyesuaikan kebutuhan atau aspirasi masyarakat. Penyampaian ide dan gagasan melaui karya dapat meniru sosok H. Mahbub Junaidi, yang merupakan putra tokoh NU– H Djunaidi, satrawan, juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lalu terpilih menjadi Ketua Umum PMII pertama. Sosoknya kerap mengkritik pemerintah (penguasa) di masa orde baru dan pihak-pihak lain tanpa menyakiti perasaan objek kritiknya.

Sebagaimana yang disampaikan pendiri Harian Kompas, Jakob Oetama sekaligus sahabat Mahbub Junaidi, “Keunikan dan melampui zaman. Tidak seperti kebanyakan penulis yang cenderung analisis dan menjabarkan ide, Mahbub menampilkan peristiwa, sosok orang, dan kejadian untuk menuangkan ide sehingga lebih mudah dicerna pembaca.”


Tetap tangan terkepal dan maju kemuka,


Salam pergerakan!


Dilansir dari situs online damar info.

Penulis : Rozikin, aktivis PMII dan jurnalis


Related Posts
Admin
Hidup ini perjuangan, selalu semangat dan tersenyumlah.
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar


Terbitkan Karya Anda di portal berita www.jejakpotensi.com || Ke alamat email redaksi Jejak Potensi di [email protected] || Informasi lebih lanjut : 088228512783 (WA)

Pemasangan Iklan di sini, Bayar Seikhlasnya.

Pemasangan Iklan di sini, Bayar Seikhlasnya.
Klik disini!! Pasang Baner Atau Pamflet mu disini, Jangkau lebih luas pasarmu.

JASA SABLON DTF

JASA SABLON DTF
Beli Kaos Sablon & desain terbaru dengan harga murah 2023 (Bisa Kastom Desain Sesuka Hati)

Infaq Pengembangan Portal